Indonesia kekurangan sumber daya manusia (SDM) di bidang Informasi dan Teknologi. Padahal kebutuhan industri akan SDM IT sangat tinggi.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) Profesor DR Richardus Eko Indrajit di sela-sela Musyawarah Nasional Aptikom di Hotel Horison Bandung, Sabtu (9/10/10).
"Sekarang setiap 6 menit selalu ada teknologi baru yang muncul di dunia. Bahkan setiap hari ada satu juta serangan ke internet. Ini harus disikapi dengan penyediaan SDM IT yang handal," katanya.
Hal ini, imbuhnya, dikarenakan tidak adanya standarisasi profesi di bidang IT. Tidak seperti profesi lainnya yang memiliki standarisasi dan spesifikasi yang jelas.
"Sejauh ini kita belum memiliki profesi standar seperti halnya profesi kedokteran dengan spesialisasi yang jelas. Padahal di negara luar sudah lama standar profesi lulusan IT ini ada. Misalnya sarjana IT dengan spesialisasi pengamanan atau security IT dan lain-lain," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) Kemenkominfo RI, DR Cahyana Ahmadjayadi mengungkap bahwa menjawab permasalahan ini, pihaknya telah menggelar program beasiswa S2 dan S3. Selain untuk meningkatkan kualitas SDM, hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan kebutuhan industri. Khususnya industri IT.
"Jumlah doktor di Indonesia masih sangat kurang. Cuma 25.000 saja. Ini masih sangat kecil jika dibanding dengan jumlah penduduk kita. Itu sebabnya kita buka program beasiswa untuk S2 dan S3 khusus buat bidang IT atau yang terkait dengan IT," katanya.
Masih kata Cahyana, pihaknya akan menjaring 100 orang dalam program tersebut. Kesempatan belajarnya pun tidak hanya di Indonesia. Beberapa universitas terkenal di dunia pun telah dihubunginnya guna mendukung program ini.
"Tidak hanya di Indonesia. Mereka (calon penerima beasiswa - red) bebas memilih mau sekolah di mana. Kebetulan kita telah berkomunikasi dengan universitas-universitas besar di dunia. Seperti di Eropa, Amerika, Australia ataupun di Jepang," jelasnya.
Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 730 perguruan tinggi komputer dengan jumlah program studi sekitar 1.600. Dari jumlah lembaga tinggi tersebut sekitar 170 perguruan tinggi berada di Jabar.